Pembina Upacara Ibu Nurul Hidayati, S.Pd. Tekankan Pentingnya Menghentikan Kebiasaan Memanggil Teman dengan Nama Orang Tua.

Memanggil teman dengan nama orang tua adalah tindakan tidak sopan dan bisa melukai perasaan serta memicu bullying. Nama orang tua harus dihormati, bukan dijadikan bahan candaan. Biasakan memanggil teman dengan nama yang benar, gunakan kata-kata baik, dan jadilah siswa yang sopan serta tahu batas.

[SMPN 1 DANDER], [17 November 2025]. Pada upacara bendera yang dilaksanakan di lapangan sekolah pagi ini, Ibu Nurul Hidayati, S.Pd., selaku pembina upacara, menyampaikan amanat yang menekankan pentingnya menjaga etika dalam bertutur kata dan berperilaku, khususnya terkait fenomena yang belakangan marak di kalangan siswa: kebiasaan memanggil teman dengan nama orang tua.

Dalam amanatnya, beliau menjelaskan bahwa tindakan tersebut bukanlah bentuk candaan yang wajar, melainkan perilaku yang dapat merendahkan dan menyinggung perasaan seseorang. “Nama orang tua adalah kehormatan. Di dalamnya ada doa, perjuangan, dan sejarah keluarga. Karena itu, tidak pantas dijadikan bahan lelucon,” ujar Ibu Nurul Hidayati, S.Pd., di hadapan seluruh peserta upacara.

Beliau mengajak para siswa untuk merenungkan bagaimana perasaan mereka jika nama ayah atau ibu dijadikan ejekan oleh teman. Menurutnya, selain menyakitkan, kebiasaan ini dapat memicu pertengkaran, merusak hubungan pertemanan, dan bahkan menjadi awal dari tindakan perundungan (bullying) yang bertentangan dengan nilai-nilai kesopanan, budi pekerti, dan karakter baik yang dijunjung tinggi di sekolah.

Ibu Nurul Hidayati, S.Pd., menegaskan bahwa siswa harus membangun kebiasaan positif dengan memanggil teman menggunakan nama yang benar, bukan dengan julukan yang merendahkan atau menyakitkan. “Kalian bisa bercanda tanpa menghina. Kalian bisa akrab tanpa harus menyakiti. Hormati nama orang tua temanmu, sebagaimana kalian ingin orang tuamu dihormati,” tegasnya.

Di akhir amanat, beliau mengajak seluruh siswa untuk bersama-sama mengakhiri normalisasi candaan yang menyebut nama orang tua, dimulai dari diri masing-masing. Beliau menutup amanat dengan pesan moral untuk menggunakan lisan dengan bijak, menjaga tata krama, dan menjadi generasi yang ceria tanpa mengejek, sopan dalam bertutur, serta cerdas dalam bersikap.

Dengan penyampaian amanat ini, pihak sekolah berharap seluruh siswa dapat semakin menyadari pentingnya saling menghormati serta berperan aktif menciptakan lingkungan sekolah yang aman, nyaman, dan bebas dari perilaku yang dapat melukai perasaan orang lain.

#SPENSADA
SHARE :
Berikan Komentar
Silakan tulis komentar dalam formulir berikut ini (Gunakan bahasa yang santun). Komentar akan ditampilkan setelah disetujui oleh Admin
LINK TERKAIT